Skip to main content

Haus akan Ilmu

Menyentuh wanita itu membatalkan wudhu. Demikian pemahaman madzhab Syafi'iyah. Tahukah kawan, ternyata di dalam madzhab Syafi'iyah sendiri ada perbedaan pendapat. Contoh Ibnu Katsir rahimhullah. Beliau adalah ulama Syafi'iyah, dan beliau berbeda pendapat soal ini. Menurut beliau dalam tafsir Al Qur'an Al Adzhim. Menyentuh wanita tidak membatalkan wudhu. 

Sebenarnya di dalam madzhab sendiri para ulama banyak berbeda pendapat. Apalagi berbeda madzhab, makin banyak dan makin bervariasi pendapat mereka. Ini dikarenakan ilmu setiap para ulama berkembang dan bertambah. Mereka tidak hanya mengambil guru dari satu guru saja, namun dari banyak guru. Mereka pun ada kalanya tidak mengetahui hadits-hadits yang shahih yang berseberangan dengan pendapat mereka. Kemudian mereka pun akhirnya belajar dan ternyata mengetahui pendapat mereka bertentangan dengan dalil yang shahih, akhirnya mereka rujuk dan meralat pendapat mereka.

Makanya, kalau antum mempelajari kitab-kitab para ulama, sering mereka berpendapat A di salah satu kitab, namun di kitab lain pendapatnya sudah B. Yakin antum sudah banyak ilmunya dan cukup dengan apa yang antum terima sekarang ini? Kalau menurut saya, saya belum cukup. Masih ingin terus belajar. Samudra ilmu para ulama masih luas dan saya masih belum selesai membaca kitab-kitab mereka.

Wallahu a'lam bishawab

Comments

Popular posts from this blog

Lawan kata Sunnah adalah Bid'ah

Para ulama membuat sebuah istilah lawan kata dari Sunnah adalah bid'ah. Sebagai contohnya adalah talak sunnah dan talak bid'ah. Yang mana hal ini sudah dikenal dalam ilmu fiqih. Talak sunnah yaitu seorang suami yang menalak satu istrinya dalam kondisi tidak sedang haidh atau pada saat hamil dan tidak setelah dihubungi dalam keadaan suci. Sedangkan talak bid'ah adalah kebalikannya. Kata "as Sunn ah" digunakan sebagai lawan "Al Bid'ah" secara mutlak. Bila dikatakan, "Fulan di atas sunnah" maka berarti dia berbuat sesuai yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, baik hal itu tertulis dalam Al Qur'an maupun tidak. Dan bila dikatakan "Fulan di atas bid'ah" maka berarti dia berbuat yang bertentangan dengan As Sunnah, karena dia melakukan hal baru yang tidak termasuk dalam agama, dan setiap perbuatan yang baru dalam agama adalah bid'ah. Maka setiap hal baru dalam agama yang diperbuat orang yang t

Kenapa harus pakai ana, anta, anti, antum?

Kenapa harus pake ana, anti, anta, antum? Pertama, nggak ada bedanya ketika seseorang bilang elo, gue, situ, you, ai padahal yang bilang "elo" "gue" belum tentu orang betawi. Padahal juga yang bilang "you" "I" belum tentu orang Inggris. Jadi apa ada masalah dengan sebutan ana, anti, anta, antum? Kedua, umat Islam harus bangga dengan bahasa Al Qur'an, yaitu bahasa arab. Lho, berarti ia sinting do ng, masa' bahasanya sendiri ndak bangga. Ya samalah, kenapa juga harus bangga berbahasa Inggris padahal bahasa sendiri juga ndak bangga. Bukan itu poinnya. Al Qur'an memakai bahasa arab, dan TIDAK mungkin bisa memahami kandungan Al Qur'an lebih dalam kecuali dengan bahasa arab. Maka dari itu bahasa arab dianggap sebagai bahasa Al Qur'an. Karena simbol Islam adalah bahasa arab ini, maka tak ada salahnya ketika menyapa orang pake ana, anti, anta, antum, hitung-hitung sebagai belajar. Ya kalau fasih silakan saja pake bahasa arab, tapi ya

Ilmu dunia dan ilmu agama

Ilmu Dunia dan Ilmu Agama Ada Seorang mengatakan : " Banyak manusia yang ketika berbicara ttg ilmu dunia, otak mereka ada di kepala.. Tetapi : Ketika bicara ttg ilmu agama, otak mereka turun ke dengkul !! " Walau tulisan tsb tidak sepenuhnya bisa dibenarkan.. Dan walau saya pun sebenarnya tidak sepenuhnya setuju.. Tapi tulisan tsb juga tak sepenuhnya bisa disalahkan.. Kenapa ?? Karena pada ken yataannya mmg banyak manusia yang sangat menguasai ilmu dunia, tapi "kebingungan" ketika bicara ttg agama.. Catatan : Yang kita maksud menguasai dsini adalah : Mempelajari, memahami, dan mengamalkan.. Sekarang lihatlah realita-nya : Betapa banyak manusia yang menguasai ilmu pengobatan, kedokteran, farmasi, dlsb.. Tapi tak kalah banyak manusia yang tidak tahu siapa yang menyembuhkan.. Betapa banyak manusia yang mnguasai ilmu perdagangan, keuangan, perekonomian, dlsb.. Tapi juga sangat banyak yang tidak sadar siapa yang memberi rizki.. Betapa banyak manusia yang mnguasai ilmu ge