Uji Pola Pikir:
Mengapa bila ada penceramah menyatakan: (pembunuhan haram, berzina haram, di neraka, korupsi haram, dosa, atau judi haram) tidak ada yang tersinggung atau sakit hati?
Namun bila ada yang berkata: (sholat di kuburan haram, bid'ah di neraka, pelaku bid'ah sesat) banyak yang merasa tertuduh sehingga tersinggung?
Kunci jawaban uji pola pikir:
Subhanallah, antum semua begitu antusias dengan ujian ini, saya ucapkan jazakumullah khairan semoga Allah membalas semangat antum dengan kebaikan di dunia dan akhirat.
Uji pola pikir ini sengaja saya buat yang akan menuai kontroversi, agar kita semua menyadari bahwa selama ini, siapapun kita pasti merasa paling benar.
Hanya orang yang bodoh alias pandir saja yang walau menyadari salah namun tetap di amalkan.
sikapnya itu membuktikan bahwa Setan telah menguasai jiwanya. Sehingga sadar salah namun tetap hanyut dalam kesalahannya. Ia tidak menyadari bahwa sejatinya dirinya sedang dikuasai oleh setan, Karena itu orang yang berbuat dosa itu disebut dengan orang bodoh.
إِنَّمَا التَّوْبَةُ عَلَى اللَّهِ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السُّوءَ بِجَهَالَةٍ ثُمَّ يَتُوبُونَ مِن قَرِيبٍ فَأُولَٰئِكَ يَتُوبُ اللَّهُ عَلَيْهِمْ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا
Sejatinya Allah hanya akan mengampuni orang yang berbuat dosa/ kejelekan karena kebodohan, kemudian ia segera kembali ( bertaubat) . Maka mereka itulah yang Allah akan terima taubatnya, dan sungguh Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Adapun orang yang melakukan kesalahan namun ia terus mengulang dan mengulang, ia tidak kunjung sadar bahwa setan telah membelenggunya sehingga ia terus menunda dan menunda taubat, maka orang seperti ini berada dalam bahaya besar. Simak firman Allah berikut:
وَلَيْسَتِ التَّوْبَةُ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السَّيِّئَاتِ حَتَّىٰ إِذَا حَضَرَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ إِنِّي تُبْتُ الْآنَ وَلَا الَّذِينَ يَمُوتُونَ وَهُمْ كُفَّارٌ أُولَٰئِكَ أَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا
Tidaklah taubat itu diperuntukkan bagi orang-orang yang berbuat kejelekan hingga ketika kematian telah menjemputnya, ia berkata: sejatinya aku bertaubat sekarang, dan tidak pula bagi orang-orang yang mati dalam keadaan kafir. Mereka itu Kami siapkan siksa yang pedih untuk mereka . ( an nisa' 17 & 18)
Sobat, jadilah orang yang senantiasa berbesar jiwa, menerima nasehat, kritikan, saran dan peringatan, walau terasa pedih, pedas, pahit dan menyedihkan. celaka besarlah bila anda merasa bahwa diri anda suci dari kesalahan dan dosa.
Dahulu ulama' menyatakan :
رحم الله امرء أهدى إلي عيوبي
Semoga Allah merahmati orang yang menunjukkan kejelekanku kepadaku.
Kemarin ketika saya berjumpa dengan Syeikh Abdurrazzaq Al Abbad dimkota Surabaya, beliau bercerita: ada seorang lelaki yang datang kepadanya dan menceritakan bahwa ada orang lain yang menjelek-jelekkan beliau.
Subhanallah, saya kira beliau akan membela diri atau paling kurang diam termenung atau mungkin membalas.
Beliau menjawab: dengarlah, orang yang menjelek-jelekkan saya itu sejatinya belum kenal saya.
Andai dia benar-benar kenal saya, niscaya kejelekan yang ia sebutkan lebih banyak dari yang dia sebutkan sekarang ini.
Alhamdulillah, kejelekan saya yang Allah tutupi darinya masih terlalu banyak.
Demikianlah orang yang tahu dirinya sendiri, sehingga senantiasa bersemangat menerima nasehat, instropeksi diri dan terus memoho ampunan kepada Allah atas segala kekurangan dirinya.
Dari statusnya ustadz Muhammad Arifin Baderi hafizhahullah
Mengapa bila ada penceramah menyatakan: (pembunuhan haram, berzina haram, di neraka, korupsi haram, dosa, atau judi haram) tidak ada yang tersinggung atau sakit hati?
Namun bila ada yang berkata: (sholat di kuburan haram, bid'ah di neraka, pelaku bid'ah sesat) banyak yang merasa tertuduh sehingga tersinggung?
Kunci jawaban uji pola pikir:
Subhanallah, antum semua begitu antusias dengan ujian ini, saya ucapkan jazakumullah khairan semoga Allah membalas semangat antum dengan kebaikan di dunia dan akhirat.
Uji pola pikir ini sengaja saya buat yang akan menuai kontroversi, agar kita semua menyadari bahwa selama ini, siapapun kita pasti merasa paling benar.
Hanya orang yang bodoh alias pandir saja yang walau menyadari salah namun tetap di amalkan.
sikapnya itu membuktikan bahwa Setan telah menguasai jiwanya. Sehingga sadar salah namun tetap hanyut dalam kesalahannya. Ia tidak menyadari bahwa sejatinya dirinya sedang dikuasai oleh setan, Karena itu orang yang berbuat dosa itu disebut dengan orang bodoh.
إِنَّمَا التَّوْبَةُ عَلَى اللَّهِ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السُّوءَ بِجَهَالَةٍ ثُمَّ يَتُوبُونَ مِن قَرِيبٍ فَأُولَٰئِكَ يَتُوبُ اللَّهُ عَلَيْهِمْ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا
Sejatinya Allah hanya akan mengampuni orang yang berbuat dosa/ kejelekan karena kebodohan, kemudian ia segera kembali ( bertaubat) . Maka mereka itulah yang Allah akan terima taubatnya, dan sungguh Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Adapun orang yang melakukan kesalahan namun ia terus mengulang dan mengulang, ia tidak kunjung sadar bahwa setan telah membelenggunya sehingga ia terus menunda dan menunda taubat, maka orang seperti ini berada dalam bahaya besar. Simak firman Allah berikut:
وَلَيْسَتِ التَّوْبَةُ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السَّيِّئَاتِ حَتَّىٰ إِذَا حَضَرَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ إِنِّي تُبْتُ الْآنَ وَلَا الَّذِينَ يَمُوتُونَ وَهُمْ كُفَّارٌ أُولَٰئِكَ أَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا
Tidaklah taubat itu diperuntukkan bagi orang-orang yang berbuat kejelekan hingga ketika kematian telah menjemputnya, ia berkata: sejatinya aku bertaubat sekarang, dan tidak pula bagi orang-orang yang mati dalam keadaan kafir. Mereka itu Kami siapkan siksa yang pedih untuk mereka . ( an nisa' 17 & 18)
Sobat, jadilah orang yang senantiasa berbesar jiwa, menerima nasehat, kritikan, saran dan peringatan, walau terasa pedih, pedas, pahit dan menyedihkan. celaka besarlah bila anda merasa bahwa diri anda suci dari kesalahan dan dosa.
Dahulu ulama' menyatakan :
رحم الله امرء أهدى إلي عيوبي
Semoga Allah merahmati orang yang menunjukkan kejelekanku kepadaku.
Kemarin ketika saya berjumpa dengan Syeikh Abdurrazzaq Al Abbad dimkota Surabaya, beliau bercerita: ada seorang lelaki yang datang kepadanya dan menceritakan bahwa ada orang lain yang menjelek-jelekkan beliau.
Subhanallah, saya kira beliau akan membela diri atau paling kurang diam termenung atau mungkin membalas.
Beliau menjawab: dengarlah, orang yang menjelek-jelekkan saya itu sejatinya belum kenal saya.
Andai dia benar-benar kenal saya, niscaya kejelekan yang ia sebutkan lebih banyak dari yang dia sebutkan sekarang ini.
Alhamdulillah, kejelekan saya yang Allah tutupi darinya masih terlalu banyak.
Demikianlah orang yang tahu dirinya sendiri, sehingga senantiasa bersemangat menerima nasehat, instropeksi diri dan terus memoho ampunan kepada Allah atas segala kekurangan dirinya.
Dari statusnya ustadz Muhammad Arifin Baderi hafizhahullah
Comments
Post a Comment