Skip to main content

Kuatnya Hafalan Para Ulama Hadits

KUATNYA HAFALAN PARA ULAMA AHLUL HADITS
Sungguh, inilah yang terjadi pada sebagian ahli ilmu. Kitab-kitab mereka rusak karena suatu sebab, atau karena mereka berjauhan dari kitab-kitab tersebut, maka mereka kembali kepada hafalan di dalamdadanya. Di antara mereka adalah:
1. Abu Amr bin Al-‘Ala rahimahullah (wafat tahun 154 H).
Kitab-kitabnya sepenuh rumahnya, namun kemudian rumahnya terbakar. Maka semua ilmu yang diambil darinya sampai akhir hidupnya adalah dari hafalannya.
2. Ibnu Abi ‘Ashim rahimahullah (wafat tahun 287 H).
Dikatakan bahwa kitab-kitabnya hilang di Bashrah ketika terjadi fitnah Az-Zanj*, maka dia mengulangi 50.000 hadits dari hafalannya.
3. Abu Bakr Muhammad bin ‘Umar Al-Ji’aabi rahimahullah (wafat tahun 355 H).
Dia berkata, “Aku masuk ke Riqqah** dan aku memiliki dua penyimpanan kitab. Aku mengutus pelayanku kepada laki-laki yang menjaga kitab-kitab tersebut. Pelayanku kembali dalam keadaan bersedih, dia berkata, “Kitab-kitab itu telah hilang.” Aku pun menjawab, “Jangan bersedih. Di dalam kitab-kitab tersebut ada 200.000 hadits, yang tidak satu hadits pun yang sulit bagiku (mengingatnya) baik sanad maupun matannya.”
4. Abu Abdillah Abdurrahman bin Ahmad Al-Khuttuli rahimahullah (wafat tahun 335 H).
Dia masuk ke Bashrah tanpa membawa kitab-kitabnya sedikitpun. Dia menyampaikan hadits selama beberapa bulan sampai kitab-kitabnya datang. Dia berkata, “Aku telah menyampaikan 50.000 hadits dari hafalanku, sampai kitab-kitabku datang.”
5. Abu Ahmad Muhammad bin Abdullah Az-Zubairi rahimahullah (wafat tahun 202 H).
Dia berkata, “Aku tidak peduli kitab Sufyan dicuri dariku, karena aku telah menghafalnya seluruhnya.”
* Terjadi di Bashrah, terdiri dari para penjahat, perampok dan bergabung bersama mereka budak-budak hitam negeri Bashrah. Pimpinannya mengaku-ngaku keturunan ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu. Keberadaan mereka berlangsung selama 13 tahun (As-Siyar 12/375).
**Sebuah kota di Irak.
Semoga bisa menjadi penyemangat kita untuk lebih serius dalam menuntut ilmu agama baarakallahu fiikum.
(Dikutip dari buku ‘Keajaiban Hafalan’ oleh Abdul Qayyum bin Muhammad bin Nashir As-Sahaibani & Muhammad Taqiyul Islam Qaariy terbitan Pustaka Al-Haura’ Yogyakarta 1429 H)
dari status facebook : Abu Aisyah Abdurrahim Manurung

Comments

Popular posts from this blog

Lawan kata Sunnah adalah Bid'ah

Para ulama membuat sebuah istilah lawan kata dari Sunnah adalah bid'ah. Sebagai contohnya adalah talak sunnah dan talak bid'ah. Yang mana hal ini sudah dikenal dalam ilmu fiqih. Talak sunnah yaitu seorang suami yang menalak satu istrinya dalam kondisi tidak sedang haidh atau pada saat hamil dan tidak setelah dihubungi dalam keadaan suci. Sedangkan talak bid'ah adalah kebalikannya. Kata "as Sunn ah" digunakan sebagai lawan "Al Bid'ah" secara mutlak. Bila dikatakan, "Fulan di atas sunnah" maka berarti dia berbuat sesuai yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, baik hal itu tertulis dalam Al Qur'an maupun tidak. Dan bila dikatakan "Fulan di atas bid'ah" maka berarti dia berbuat yang bertentangan dengan As Sunnah, karena dia melakukan hal baru yang tidak termasuk dalam agama, dan setiap perbuatan yang baru dalam agama adalah bid'ah. Maka setiap hal baru dalam agama yang diperbuat orang yang t

Kenapa harus pakai ana, anta, anti, antum?

Kenapa harus pake ana, anti, anta, antum? Pertama, nggak ada bedanya ketika seseorang bilang elo, gue, situ, you, ai padahal yang bilang "elo" "gue" belum tentu orang betawi. Padahal juga yang bilang "you" "I" belum tentu orang Inggris. Jadi apa ada masalah dengan sebutan ana, anti, anta, antum? Kedua, umat Islam harus bangga dengan bahasa Al Qur'an, yaitu bahasa arab. Lho, berarti ia sinting do ng, masa' bahasanya sendiri ndak bangga. Ya samalah, kenapa juga harus bangga berbahasa Inggris padahal bahasa sendiri juga ndak bangga. Bukan itu poinnya. Al Qur'an memakai bahasa arab, dan TIDAK mungkin bisa memahami kandungan Al Qur'an lebih dalam kecuali dengan bahasa arab. Maka dari itu bahasa arab dianggap sebagai bahasa Al Qur'an. Karena simbol Islam adalah bahasa arab ini, maka tak ada salahnya ketika menyapa orang pake ana, anti, anta, antum, hitung-hitung sebagai belajar. Ya kalau fasih silakan saja pake bahasa arab, tapi ya

Ilmu dunia dan ilmu agama

Ilmu Dunia dan Ilmu Agama Ada Seorang mengatakan : " Banyak manusia yang ketika berbicara ttg ilmu dunia, otak mereka ada di kepala.. Tetapi : Ketika bicara ttg ilmu agama, otak mereka turun ke dengkul !! " Walau tulisan tsb tidak sepenuhnya bisa dibenarkan.. Dan walau saya pun sebenarnya tidak sepenuhnya setuju.. Tapi tulisan tsb juga tak sepenuhnya bisa disalahkan.. Kenapa ?? Karena pada ken yataannya mmg banyak manusia yang sangat menguasai ilmu dunia, tapi "kebingungan" ketika bicara ttg agama.. Catatan : Yang kita maksud menguasai dsini adalah : Mempelajari, memahami, dan mengamalkan.. Sekarang lihatlah realita-nya : Betapa banyak manusia yang menguasai ilmu pengobatan, kedokteran, farmasi, dlsb.. Tapi tak kalah banyak manusia yang tidak tahu siapa yang menyembuhkan.. Betapa banyak manusia yang mnguasai ilmu perdagangan, keuangan, perekonomian, dlsb.. Tapi juga sangat banyak yang tidak sadar siapa yang memberi rizki.. Betapa banyak manusia yang mnguasai ilmu ge