Skip to main content

Pengalaman soal Ruqyah

Kalau soal ruqyah, pernah suatu ketika Aisyah tiba-tiba nangis tanpa sebab. Disuruh diam tidak mau, bahkan badannya panas. Saat itu kami masih tinggal di sebuah kontrakan. Nah, kontrakannya itu adalah milik seorang ibu-ibu yang katanya suka banget pake jimat-jimat dan dukun-dukun. Akhirnya, saya pun merasa ada yang tidak beres dengan rumah ini, karena suasananya sangat suram. Awalnya saya tidak tahu tabiat dari yang punya kontrakan ini, jadilah saya malam itu sendirian gerilya, memeriksa seluruh sudut rumah. Akhirnya ditemukanlah rajah-rajah, jimat-jimat yang digantung yang isinya entah huruf arab ndak jelas. Kemudian juga gulungan-gulungan kecil yang di dalamnya ada tulang-tulang kecil dan gigi macan.

Saya pun berinisiatif untuk membakarnya. Dan memohon perlindungan kepada Allah. Membaca kalimat tauhid dan berlindung kepada Allah dengan kalimat sempurna. Setelah itu saya bakar jimat-jimat itu dan abunya disebar. Nah, setelah inilah baru kerasa sesuatu. Memang rumah kontrakan kesuramannya hilang. Namun di bagian dapur serasa ada bau wangi yang sangat menyengat. Kembali saya baca Al Falaq dan An Naas berulang-ulang ditambah ayat Kursi dan berdo'a "A'udzubi kalimatillahi tammah min syarri maa kholaq". Kemudian saya lalu membaca Al Qur'an sampai Aisyah kembali tenang dan tertidur. Dan bau wangi seperti bunga melati tadi lama-lama hilang.

Esoknya ibu kontrakan bingung karena rajah-rajahnya hilang. Barulah saya diceritain oleh para tetangga dan orang yang pernah nge-kost/ngontrak di sana, bahwa sang ibu itu boleh dibilang suka dengan begituan (sesuatu yang berbau klenik). Bahkan pernah menyihir salah satu penghuni kost agar suka dengan anaknya. Semenjak kejadian itu, ibu kontrakan jadi tahu saya yang membersihkan rumahnya tersebut. Dan tak lama kemudian saya pindah kontrakan karena ndak nyaman lagi di sana. Sikapnya pun jadi dingin kepada saya, walaupun tidak ditunjukkannya tapi saya bisa merasakan dari tatapan matanya. Diceritakan pula oleh salah seorang tetangga, dulu kakaknya ibu kontrakan yang tinggal di rumah itu termasuk dukun, sampai kemudian jadi gila. Kamar yang saya tempati itu ternyata adalah kamarnya kakak ibu kontrakan itu. Pikirannya terganggu setelah entah bagaimana ia salah dalam memakai ilmu sihirnya.

Semoga kita semua bisa terhindar dan dilindungi oleh Allah dari kejahatan seluruh makhluk-makhluk-Nya yang fasiq.

Comments

Popular posts from this blog

Lawan kata Sunnah adalah Bid'ah

Para ulama membuat sebuah istilah lawan kata dari Sunnah adalah bid'ah. Sebagai contohnya adalah talak sunnah dan talak bid'ah. Yang mana hal ini sudah dikenal dalam ilmu fiqih. Talak sunnah yaitu seorang suami yang menalak satu istrinya dalam kondisi tidak sedang haidh atau pada saat hamil dan tidak setelah dihubungi dalam keadaan suci. Sedangkan talak bid'ah adalah kebalikannya. Kata "as Sunn ah" digunakan sebagai lawan "Al Bid'ah" secara mutlak. Bila dikatakan, "Fulan di atas sunnah" maka berarti dia berbuat sesuai yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, baik hal itu tertulis dalam Al Qur'an maupun tidak. Dan bila dikatakan "Fulan di atas bid'ah" maka berarti dia berbuat yang bertentangan dengan As Sunnah, karena dia melakukan hal baru yang tidak termasuk dalam agama, dan setiap perbuatan yang baru dalam agama adalah bid'ah. Maka setiap hal baru dalam agama yang diperbuat orang yang t

Kenapa harus pakai ana, anta, anti, antum?

Kenapa harus pake ana, anti, anta, antum? Pertama, nggak ada bedanya ketika seseorang bilang elo, gue, situ, you, ai padahal yang bilang "elo" "gue" belum tentu orang betawi. Padahal juga yang bilang "you" "I" belum tentu orang Inggris. Jadi apa ada masalah dengan sebutan ana, anti, anta, antum? Kedua, umat Islam harus bangga dengan bahasa Al Qur'an, yaitu bahasa arab. Lho, berarti ia sinting do ng, masa' bahasanya sendiri ndak bangga. Ya samalah, kenapa juga harus bangga berbahasa Inggris padahal bahasa sendiri juga ndak bangga. Bukan itu poinnya. Al Qur'an memakai bahasa arab, dan TIDAK mungkin bisa memahami kandungan Al Qur'an lebih dalam kecuali dengan bahasa arab. Maka dari itu bahasa arab dianggap sebagai bahasa Al Qur'an. Karena simbol Islam adalah bahasa arab ini, maka tak ada salahnya ketika menyapa orang pake ana, anti, anta, antum, hitung-hitung sebagai belajar. Ya kalau fasih silakan saja pake bahasa arab, tapi ya

Ilmu dunia dan ilmu agama

Ilmu Dunia dan Ilmu Agama Ada Seorang mengatakan : " Banyak manusia yang ketika berbicara ttg ilmu dunia, otak mereka ada di kepala.. Tetapi : Ketika bicara ttg ilmu agama, otak mereka turun ke dengkul !! " Walau tulisan tsb tidak sepenuhnya bisa dibenarkan.. Dan walau saya pun sebenarnya tidak sepenuhnya setuju.. Tapi tulisan tsb juga tak sepenuhnya bisa disalahkan.. Kenapa ?? Karena pada ken yataannya mmg banyak manusia yang sangat menguasai ilmu dunia, tapi "kebingungan" ketika bicara ttg agama.. Catatan : Yang kita maksud menguasai dsini adalah : Mempelajari, memahami, dan mengamalkan.. Sekarang lihatlah realita-nya : Betapa banyak manusia yang menguasai ilmu pengobatan, kedokteran, farmasi, dlsb.. Tapi tak kalah banyak manusia yang tidak tahu siapa yang menyembuhkan.. Betapa banyak manusia yang mnguasai ilmu perdagangan, keuangan, perekonomian, dlsb.. Tapi juga sangat banyak yang tidak sadar siapa yang memberi rizki.. Betapa banyak manusia yang mnguasai ilmu ge