Sering kita jumpai orang yang mana berselisih terhadap sebuah perkara di dalam agama ini. Sebut saja seperti perkara-perkara mauludan, selametan, tahlilan, dan lain-lain. Ya, saya memang memandang bahwa acara-acara tersebut bukanlah ibadah, melainkan adat yang diibadahkan. Namun saya tidak membahas ini. Saya ingin membahas sebuah sikap yang seharusnya ditunjukkan seorang muslim ketika menghadapi sebuah persoalan seperti ini. Yaitu sebuah persoalan pro dan kontra.
Ingatlah kawan, kita dalam beragama ini adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah, dengan cara Muhammad Shallallahu 'alaihi wa salam. Bahasa kerennya "Muhammad Shallallahu 'alaihi wa salam style". Karena cara Muhmmad adalah cara yang selamat. Lihat baik-baik cara berikut:
JANGANLAH menganggap remeh pemahaman seseorang dalam memahami agama mereka. Dan ketika ingin memulai berbicara kepada lawan bicara, maka dahulukan dengan mengucapkan salam, kemudian bicaralah dengan lemah lembut. Allah telah memuliakan rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam dalam firman-Nya:
artinya: “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.” (QS. Ali Imron: 159)
Dan firman-NYa yang lain:
artinya, "Pergilah kamu berdua kepada Fir'aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas; maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut." (QS. Thaha: 43-44)
Anda pasti tahu tentang Fir'aun. Ya, siapa yang tidak tahu Fir'aun. Manusia yang mengaku sebagai tuhan, bahkan dengan sombongnya mengaku tuhan yang maha tinggi. Berbuat aniaya kepada rakyatnya, membunuhi bayi-bayi yang lahir, sebegitu jeleknya Fir'aun Allah masih menyuruh Nabi Musa 'alaihissalam untuk berkata lembut kepadanya. Sekarang mari kita perhatikan ketika kita menasehati saudara kita yang ikut maulid, ikut tahlilan, ikut selametan, sudahkah berkata lembut? Kemudian juga bagi mereka yang ikut dan melakukan maulid, tahlilan, dan selametan sudahkah berkata lembut kepada saudara kalian yang menasehati kalian?? Baiklah, ternyata sudah walhamdulillah. Sekarang bagian berikutnya.
Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa salam bersabda,
"Menuntut ilmu itu kewajiban bagi setiap muslim." (HR. Ibnu Majah, shahih).
Sekarang, pasti masing-masing pihak punya pendapat yang kuat. Namun APAKAH masing-masing sudah mempelajari atau belajar tentang dalil-dalil yang ada??? Melihat dari seluruh dalil dan mengambil dalil yang SHAHIH?
Kalau belum, maka mari belajar, belajar lagi dan belajar lagi. Sebagaimana Ibnu Abbas radhiyallahu'anhu berpesan kepada kita semua, "Ta'alamu, ta'alamu, ta'alamu tsumas taqomu" (belajarlah, belajarlah, belajarlah, kemudian istiqomahlah)
Yang terakhr adalah sikap Tawadhu'. Jangan bersikap sombong terhadap ilmu yang engkau miliki, karena di atas langit masih ada langit. Ketika seorang saudara mengoreksi dirimu, mengkritik dirimu, maka janganlah menganggap engkau sudah berada di atas jalan yang benar. TETAP KOREKSI dirimu SAMPAI ENGKAU YAKIN bahwa apa yang engkau lakukan sudah benar. KALAU engkau TIDAK TAHU letak kesalahanmu, maka tanyakan kepadanya.
Ingatlah tetap memakai bahasa yang baik untuk menjawab ataupun bertanya, bahkan kalau sampai terkena diskusi tetap gunakan ADAB sebelum ILMU. Dan gunakan ILMU sebelum BERAMAL. Dua-duanya harus berdampingan. Sehingga kita tak perlu menghabiskan tenaga untuk sebuah persoalan yang sebenarnya dengan mudah kita selesaikan.
Wallahu a'lam bishawab.
Ingatlah kawan, kita dalam beragama ini adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah, dengan cara Muhammad Shallallahu 'alaihi wa salam. Bahasa kerennya "Muhammad Shallallahu 'alaihi wa salam style". Karena cara Muhmmad adalah cara yang selamat. Lihat baik-baik cara berikut:
JANGANLAH menganggap remeh pemahaman seseorang dalam memahami agama mereka. Dan ketika ingin memulai berbicara kepada lawan bicara, maka dahulukan dengan mengucapkan salam, kemudian bicaralah dengan lemah lembut. Allah telah memuliakan rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam dalam firman-Nya:
artinya: “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.” (QS. Ali Imron: 159)
Dan firman-NYa yang lain:
artinya, "Pergilah kamu berdua kepada Fir'aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas; maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut." (QS. Thaha: 43-44)
Anda pasti tahu tentang Fir'aun. Ya, siapa yang tidak tahu Fir'aun. Manusia yang mengaku sebagai tuhan, bahkan dengan sombongnya mengaku tuhan yang maha tinggi. Berbuat aniaya kepada rakyatnya, membunuhi bayi-bayi yang lahir, sebegitu jeleknya Fir'aun Allah masih menyuruh Nabi Musa 'alaihissalam untuk berkata lembut kepadanya. Sekarang mari kita perhatikan ketika kita menasehati saudara kita yang ikut maulid, ikut tahlilan, ikut selametan, sudahkah berkata lembut? Kemudian juga bagi mereka yang ikut dan melakukan maulid, tahlilan, dan selametan sudahkah berkata lembut kepada saudara kalian yang menasehati kalian?? Baiklah, ternyata sudah walhamdulillah. Sekarang bagian berikutnya.
Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa salam bersabda,
"Menuntut ilmu itu kewajiban bagi setiap muslim." (HR. Ibnu Majah, shahih).
Sekarang, pasti masing-masing pihak punya pendapat yang kuat. Namun APAKAH masing-masing sudah mempelajari atau belajar tentang dalil-dalil yang ada??? Melihat dari seluruh dalil dan mengambil dalil yang SHAHIH?
Kalau belum, maka mari belajar, belajar lagi dan belajar lagi. Sebagaimana Ibnu Abbas radhiyallahu'anhu berpesan kepada kita semua, "Ta'alamu, ta'alamu, ta'alamu tsumas taqomu" (belajarlah, belajarlah, belajarlah, kemudian istiqomahlah)
Yang terakhr adalah sikap Tawadhu'. Jangan bersikap sombong terhadap ilmu yang engkau miliki, karena di atas langit masih ada langit. Ketika seorang saudara mengoreksi dirimu, mengkritik dirimu, maka janganlah menganggap engkau sudah berada di atas jalan yang benar. TETAP KOREKSI dirimu SAMPAI ENGKAU YAKIN bahwa apa yang engkau lakukan sudah benar. KALAU engkau TIDAK TAHU letak kesalahanmu, maka tanyakan kepadanya.
Ingatlah tetap memakai bahasa yang baik untuk menjawab ataupun bertanya, bahkan kalau sampai terkena diskusi tetap gunakan ADAB sebelum ILMU. Dan gunakan ILMU sebelum BERAMAL. Dua-duanya harus berdampingan. Sehingga kita tak perlu menghabiskan tenaga untuk sebuah persoalan yang sebenarnya dengan mudah kita selesaikan.
Wallahu a'lam bishawab.
Comments
Post a Comment