Saya membaca komentar atau lebih tepatnya pertanyaan di sebuah blog. Pertanyaan ditujukan kepada seorang ustadz tentang nasib seorang fulanah yang mana ia sangat ta'at agamanya, pakaiannya tertutup, namun memiliki seorang suami yang perokok berat dan berbagai hal yang tak bisa ditunjukkannya.
Ia bertanya yang kurang lebih, "Bukankah Allah akan memberikan laki-laki yang baik untuk wanita yang baik-baik? dan laki-laki yang jelek perangainya untuk wanita yang lek juga perangainya? Kenapa tidak pada kasus ini?"
Memang secara garis besar jawaban ustadznya adalah hal itu "pengecualian".
Saya sendiri menganggap tidak demikian. Hal itu sudah tepat dan Allah Maha Adil. Kenapa demikian? Karena sebelum menikah baik laki-laki dan sang wanita sendiri tentunya sudah berkenalan. Dan pula sudah menerima kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kalau ada yang ditutupi, maka kenalannya kurang baik. Misalnya kekurangan si laki-laki misalnya perokok, kemudian mungkin pula suka musik2 dan sebagainya. Dan ternyata hal ini tidak diketahui setelah menikah, maka itu adalah sebuah kesempatan untuk meraih pahala sebesar-besar bagi si wanita ini.
Boleh jadi perangai suaminya buruk, namun karena kesabaran dan ketelatenan dia merawat suaminya dan menjadi istri yang sholihah, maka Allah berikan ia pahala yang tidak ada habisnya. Sedangkan sang suami apabila sang istri berdo'a agar diberikan oleh Allah hidayah untuk suaminya, dan Allah mengabulkannya, maka ini pun sebuah kebaikan yang lebih lagi.
Setiap kebaikan pasti akan menularkan kebaikan. Tidak ada sebuah kebaikan akan menularkan kejelekan. Inilah ujian bagi si wanita tersebut, apabila ia bersabar dan tetap membantu suaminya untuk berubah menjadi lebih baik, maka sungguh ia wanita yang sangat beruntung.
Allahu a'lam.
Ia bertanya yang kurang lebih, "Bukankah Allah akan memberikan laki-laki yang baik untuk wanita yang baik-baik? dan laki-laki yang jelek perangainya untuk wanita yang lek juga perangainya? Kenapa tidak pada kasus ini?"
Memang secara garis besar jawaban ustadznya adalah hal itu "pengecualian".
Saya sendiri menganggap tidak demikian. Hal itu sudah tepat dan Allah Maha Adil. Kenapa demikian? Karena sebelum menikah baik laki-laki dan sang wanita sendiri tentunya sudah berkenalan. Dan pula sudah menerima kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kalau ada yang ditutupi, maka kenalannya kurang baik. Misalnya kekurangan si laki-laki misalnya perokok, kemudian mungkin pula suka musik2 dan sebagainya. Dan ternyata hal ini tidak diketahui setelah menikah, maka itu adalah sebuah kesempatan untuk meraih pahala sebesar-besar bagi si wanita ini.
Boleh jadi perangai suaminya buruk, namun karena kesabaran dan ketelatenan dia merawat suaminya dan menjadi istri yang sholihah, maka Allah berikan ia pahala yang tidak ada habisnya. Sedangkan sang suami apabila sang istri berdo'a agar diberikan oleh Allah hidayah untuk suaminya, dan Allah mengabulkannya, maka ini pun sebuah kebaikan yang lebih lagi.
Setiap kebaikan pasti akan menularkan kebaikan. Tidak ada sebuah kebaikan akan menularkan kejelekan. Inilah ujian bagi si wanita tersebut, apabila ia bersabar dan tetap membantu suaminya untuk berubah menjadi lebih baik, maka sungguh ia wanita yang sangat beruntung.
Allahu a'lam.
Comments
Post a Comment