DEBAT LINTAS AGAMA - Mungkin Anda pernah mengikuti forum debat Islam - Kristen. Atau debat Islam - Hindu. Dan bisa jadi mungkin tujuan Anda sekedar lihat-lihat atau terkadang ikut nimbrung, atau terkadang pula ikut berdiskusi (baca berdebat). Saya lihat kebanyakan (berarti masih ada yang sedikit) tidak berdiskusi ataupun berdebat dengan cara yang baik.
Sebagai seorang muslim apakah penting berdebat dengan menghina Tuhan umat agama lain? Setahuku Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam tidak pernah menghina Nabi Isa 'alaihissalam. Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasalam pun tidak pernah menghina sesembahan orang-orang Quraisy, hingga seluruh orang di Makkah berbondong-bondong masuk Islam kemudian dihancurkanlah berhala-berhala itu. Apa pernah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasalam mengatakan "Tuhanmu berkolor" atau "Tuhanmu bisa begini dan begitu".
Dan benar ketika ada orang yang menghina tuhan seseorang, maka balasannya lebih jelek. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam dilecehkan, Allah yang Maha Mulia dihinakan. Tahukah wahai ikhwah sekalian, sesungguhnya orang yang menghina dan melecehkan tuhan agama lain, ia sama saja melecehkan tuhannya sendiri.
Allah Subhanahu wa ta'alaa melarang perbuatan ini:
Allah Ta’ala berfirman,
وَلَا تَسُبُّوا الَّذِينَ يَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ فَيَسُبُّوا اللَّهَ عَدْوًا بِغَيْرِ عِلْمٍ
“Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan” (QS. Al An’am: 108).
Dan kalau engkau memang ingin berdakwah kepada mereka berdebat kepada mereka, lakukanlah dengan cara yang baik. Allah Ta’ala berfirman,
ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.” (QS. An Nahl: 125).
مَا كَانَ الرِّفْقُ فِى شَىْءٍ قَطُّ إِلاَّ زَانَهُ وَلاَ عُزِلَ عَنْ شَىْءٍ إِلاَّ شَانَهُ
“Tidaklah kelembutan terdapat pada sesuatu melainkan ia akan menghiasinya. Dan tidaklah kelembutan itu lepas melainkan ia akan menjelekkannya.” (HR. Ahmad 6: 206, sanad shahih).
Jadi wahai sobat, tahanlah dirimu dari mencela tuhan orang lain. Bersikaplah lembut sesungguhnya manusia ini lari dari agama ini hanya karena segelintir orang yang melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak didasari sikap hikmah. Tahanlah mulutmu kalau engkau tidak bisa berbicara lembut. Sesungguhnya mulut dan kemaluan itu gampang menjerumuskan seseorang ke neraka.
Sebagai seorang muslim apakah penting berdebat dengan menghina Tuhan umat agama lain? Setahuku Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam tidak pernah menghina Nabi Isa 'alaihissalam. Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasalam pun tidak pernah menghina sesembahan orang-orang Quraisy, hingga seluruh orang di Makkah berbondong-bondong masuk Islam kemudian dihancurkanlah berhala-berhala itu. Apa pernah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasalam mengatakan "Tuhanmu berkolor" atau "Tuhanmu bisa begini dan begitu".
Dan benar ketika ada orang yang menghina tuhan seseorang, maka balasannya lebih jelek. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam dilecehkan, Allah yang Maha Mulia dihinakan. Tahukah wahai ikhwah sekalian, sesungguhnya orang yang menghina dan melecehkan tuhan agama lain, ia sama saja melecehkan tuhannya sendiri.
Allah Subhanahu wa ta'alaa melarang perbuatan ini:
Allah Ta’ala berfirman,
وَلَا تَسُبُّوا الَّذِينَ يَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ فَيَسُبُّوا اللَّهَ عَدْوًا بِغَيْرِ عِلْمٍ
“Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan” (QS. Al An’am: 108).
Dan kalau engkau memang ingin berdakwah kepada mereka berdebat kepada mereka, lakukanlah dengan cara yang baik. Allah Ta’ala berfirman,
ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.” (QS. An Nahl: 125).
مَا كَانَ الرِّفْقُ فِى شَىْءٍ قَطُّ إِلاَّ زَانَهُ وَلاَ عُزِلَ عَنْ شَىْءٍ إِلاَّ شَانَهُ
“Tidaklah kelembutan terdapat pada sesuatu melainkan ia akan menghiasinya. Dan tidaklah kelembutan itu lepas melainkan ia akan menjelekkannya.” (HR. Ahmad 6: 206, sanad shahih).
Jadi wahai sobat, tahanlah dirimu dari mencela tuhan orang lain. Bersikaplah lembut sesungguhnya manusia ini lari dari agama ini hanya karena segelintir orang yang melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak didasari sikap hikmah. Tahanlah mulutmu kalau engkau tidak bisa berbicara lembut. Sesungguhnya mulut dan kemaluan itu gampang menjerumuskan seseorang ke neraka.
Comments
Post a Comment